Selasa, 28 Januari 2014

Gunung Slamet Penuh Sampah Bungkus Permen, Mie, dan Air Mineral dari Pendaki

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/3/36/Gunung_Slamet_dari_Kr_Salam.jpg

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Fajar Eko Nugroho

TRIBUNNEWS.COM – Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Jawa Tengah, Prayitno, mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan usulan penanganan sampah di sekitar Gunung Slamet dari beberapa kelompok relawan.

Kelompok relawan itu mengusulkan aturan jaminan hampir sama dengan sistem pegadaian, agar para pendaki meninggalkan sesuatu barang, dan barang tersebut dapat diambil kembali jika pendaki membawa sampah yang dihasilkannya sendiri. Namun aturan jaminan tersebut masih dicari bentuk yang tepat.

“Kalau yang dijaminkan identitas yakni, KTP atau SIM, mungkin kurang pas. Hal ini untuk jaga-jaga jika pendaki mengalami musibah dan dapat diketahui dari identitas yang dibawanya. Kalau jaminannya handphone juga tidak memungkinkan, karena handphone itu bisa jadi alat komunikasi ketika pendaki tersesat,” ujarnya kepada Tribun Jateng, Selasa (28/1/2014).

Dia menjelaskan, kesadaran sebagian pendaki Gunung Slamet dalam membuang sampah masih terbilang rendah. Adapun sepanjang jalur pendakian melalui pos Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, masih ditemukan sampah yang berserakan.

Selain itu rata-rata keberadaan sampah berupa bungkus permen yang berada hampir di setiap jalur, kemudian bekas bungkus mi instant dan botol bekas minuman air mineral.

“Mereka mungkin masih beranggapan, jika hanya meninggalkan sedikit sampah tidak akan berpengaruh di pegunungan. Kalau pendaki yang beranggapan sama, nantinya sepanjang jalur pendakian akan dipenuhi sampah. Ya kalau sampahnya jenis organik yakni, plastik itu kan sulit terurai,” ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar